
AcehTamiang|Wartapoldasu.com:Kabupaten Aceh Tamiang genap berusia 21 tahun sejak memisahkan diri dari Aceh Timur pada 10 April. Banyak capaian yang sudah berhasil diwujudkan dalam usia ini, namun tidak sedikit yang harus dikejar secara bersama dengan menyatukan hati.
Peringatan hari jadi Ke-21 tahun ini dilangsungkan secara sederhana karena situasi puasa Ramadhan di tribun belakang kantor bupati, Senin (10/4/2023). Meski begitu semarak HUT ini tetap terlihat jelas dari beragam warna pakaian adat melayu yang digunakan seluruh peserta upacara, termasuk unsur Forkopimda Aceh Tamiang.
Di hadapan ratusan ASN dan elemen kelompok warga, Pj Bupati Aceh Tamiang, Meurah Budiman mengajak masyarakat bersyukur karena kabupaten ini sudah banyak berkembang sejak menjadi daerah otonomi. Salah satu barometer yang menjadi acuan keberhasilan bukan hanya pada pembangunan fisik, tapi juga pengakuan dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat dalam bentuk penghargaan.
Meurah Budiman mengungkapkan dalam setahun terakhir, Aceh Tamiang sedikitnya menerima penghargaan bergengsi, misalnya WTP sembilan kali berturut-turut, posisi keempat kategori Kabupaten/Kota Inovatif di Aceh, penghargaan Program Bangga Kencana Tahun 2022 dari Kepala Perwakilan BKKBN, penghargaan predikat Zona Hijau Kualitas Tinggi dengan nilai 80,46 dari Ombudsman RI Aceh di Banda Aceh.
Selanjutnya, apresiasi tertinggi dari Kemendagri dalam Rakor Pengendalian Inflasi dan tercatat berhasil menurunkan Indeks Perkembangan Harga (IPH) tertinggi, peringkat Pertama Tata kelola Keuangan Daerah Realisasi Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) tertinggi dan Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah tercepat dari Kemendagri.
Kemudian, penghargaan Universal Coverage Health Award sebagai salah satu Kabupaten/Kota yang telah mendukung Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). “Tentunya masih banyak lagi penghargaan yang tidak disebutkan satu per satu. Ini bukti kalau daerah ini mampu bersaing dengan daerah lain yang sudah lebih dulu berdiri,” kata Meurah Budiman.
Meski begitu, Meurah mengingatkan agar deretan keberhasilan ini tidak menjadikan ASN ataupun masyarakat berpuas diri apalagi tertidur. Justru dia berharap prestasi ini dijadikan cambuk untuk lebih maju.
Meurah mengingatkan di balik deretan penghargaan ini masih banyak target yang belum terealisasi, khususnya yang berkaitan dengan lapangan kerja. Untuk mewujudkan sektor ini, Meurah mengaku butuh dukungan seluruh elemen untuk mengerahkan segala energi.
“Hari ini kita perlu kembali menyatukan hati, menguatkan kontribusi, mengerahkan segala energi guna bersama-sama melangkah, menganalisa kelemahan, menutup kekurangan untuk jeli mengelola potensi yang melahirkan keunggulan, hingga pada waktunya nanti kita bisa berlari cepat, melampaui apa yang sudah kita capai selama ini,” kata Meurah.
Meurah optimis impian ini bisa terwujud karena Aceh Tamiang didukung dengan letak geografis dan kekayaan alam yang sanat baik. Namun poin penting yang tidak boleh ditinggalkan, Meurah mengingatkan agar Tamianag tetap menjaga tonggak dinul Islam. “Perilaku aparatur pemerintah harus mencerminkan budaya Islami. Dengan demikian, pertolongan Allah akan turun dan memudahkan semua urusan kita,” kata Meurah penuh semangat. (Tim)