
BELAWAN.WartaPoldasu.com:H Irfan Hamidi sosok Tokoh Masyarakat Yang terus dan terus Menyoroti kehidupan Sosialnya di Kecamatan Belawan.yang rata rata hidupnya dibawa garis kemiskinan
warga di Medan Bagian Utara khususnya di Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara. Rabu (24/5) melalui curhatannya di What sApp group Ruang Publik Medan Utara.
ironis kota Belawan banyak Pengusaha luar dan perusahaan besar ibarat dilombong padi tapi masih banyak digaris kemiskinan mana perhatian untuk warga Belawan kata H Irfan Hamidi menilai Kota Belawan sebagai kota Dolar tidak pantas warganya ada yang hidupnya di bawah garis kemiskinan.
“Kota Belawan Sebagai kota Dollar, namun faktanya masih banyak warganya hidup dibawah garis kemiskinan,” ucap H Irfan Hamidi lagi
Dirinya prihatin melihat rumah-rumah yang dihuni warga di Kelurahan Belawan Bahagia dan Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan sangat tidak layak di huni, baik yang di darat maupun di atas lautan.
Irfan Hamidi mengkritisi stakeholder yang menyatakan ada peningkatan taraf hidup warga di Belawan namun buktinya tujuh keturunan tetap miskin.
“Daerah kumuh yang dihuni warga Belawan belum mendapat perhatian serius dari stakeholder untuk lebih meningkatkan kehidupan sosial mereka,” kata Irfan Hamidi.
Menurutnya, dia sering menyoroti kehidupan sosial warga Belawan yang menghuni rumah tidak layak karena sangat kumuh khususnya di lokasi atas parit dan di atas laut.
Sementara itu, masalah sosial sudah disoroti pemerhati sosial seperti GNI menyatakan bahwa kemiskinan dalam kehidupan sosial dapat memupus cita-cita, tetapi juga memicu masalah sosial di daerah pesisir Kota Medan ini.
Satu bukti penyumbang angka putus sekolah di Belawan mencapai 1.500 anak. Pemerintah Kota Medan tidak cukup membangun infrastruktur untuk membangun daerah Belawan.
Pembangunan infrastruktur tidak akan berhasil memutus mata rantai kemiskinan di Belawan, jika faktor sumber daya manusia tidak diperbaiki.
Gugah Nurani Indonesia (GNI) dalam datanya menyatakan anak-anak di Belawan memasuki kehidupan yang kelam begitu mereka berhenti bersekolah.
GNI mengungkap fakta bagaimana putus sekolah melahirkan perkawinan anak, dan perkawinan anak berujung cerai dan kawin lagi. Kawin cerai itu kemudian menciptakan kemiskinan baru dan keluarga-keluarga baru yang berpotensi juga rentan gagal.
Diharapkan stakeholder di Belawan lebih serius memperhatikan kehidupan sosial yaitu kemiskinan warga Belawan yang sudah turun temurun.Sementara itu, masalah sosial sudah disoroti pemerhati sosial seperti GNI menyatakan bahwa kemiskinan dalam kehidupan sosial dapat memupus cita-cita, tetapi juga memicu masalah sosial di daerah pesisir Kota Medan ini.
Satu bukti penyumbang angka putus sekolah di Belawan mencapai 1.500 anak. Pemerintah Kota Medan tidak cukup membangun infrastruktur untuk membangun daerah Belawan.
Pembangunan infrastruktur tidak akan berhasil memutus mata rantai kemiskinan di Belawan, jika faktor sumber daya manusia tidak diperbaiki.
Gugah Nurani Indonesia (GNI) dalam datanya menyatakan anak-anak di Belawan memasuki kehidupan yang kelam begitu mereka berhenti bersekolah.
GNI mengungkap fakta bagaimana putus sekolah melahirkan perkawinan anak, dan perkawinan anak berujung cerai dan kawin lagi. Kawin cerai itu kemudian menciptakan kemiskinan baru dan keluarga-keluarga baru yang berpotensi juga rentan gagal.
Diharapkan stakeholder di Belawan lebih serius memperhatikan kehidupan sosial yaitu kemiskinan warga Belawan yang sudah turun temurun.(usman)