Simalungun| Wartapoldasu.com – Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Dolok Ilir yang berada di Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, menerapkan standar operasional prosedur (SOP) ketat dalam proses penerimaan dan penyortiran tandan buah segar (TBS) dari pihak ketiga.
Langkah ini dilakukan untuk menjaga mutu serta efisiensi produksi minyak sawit mentah (CPO).
PKS Dolok Ilir yang merupakan bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki standar kualitas tinggi, di mana TBS yang diterima harus dalam kondisi matang optimal.
Kematangan buah menjadi faktor penting untuk memastikan rendemen minyak sawit yang tinggi dan berkualitas.
Manager PKS Dolok Ilir, Ratia A. Sinulingga, kepada wartawan di ruang kerjanya mengatakan bahwa kriteria utama penerimaan TBS adalah tingkat kematangan minimal 90%, dengan persentase berondolan lepas dari tandan mencapai 12,5% sebagai indikator kematangan yang baik.
“Buah yang busuk, rusak parah, atau terlalu mentah akan langsung ditolak. Jika ada truk yang berulang kali membawa TBS tidak layak, maka truk tersebut akan kami blacklist,” tegas Ratia.
Ia menjelaskan bahwa setiap truk pengangkut TBS wajib melalui proses sortasi ketat oleh petugas khusus. Data penerimaan, termasuk volume TBS yang diterima maupun ditolak, dicatat dan dilaporkan secara detail.
Menurutnya, penerapan sistem sortasi yang disiplin ini merupakan bentuk komitmen PKS Dolok Ilir terhadap kualitas dan praktik agribisnis yang bertanggung jawab.
Lebih lanjut, Ratia menjelaskan bahwa SOP pembelian TBS dari pihak ketiga telah diatur melalui perjanjian kerja sama resmi, untuk memastikan pasokan TBS yang stabil dan sesuai standar mutu.
“Kriteria tersebut mengacu pada aturan internal BUMN serta peraturan Menteri Pertanian yang berlaku di Indonesia,” tambahnya, (Selasa, 11 November 2025, pukul 10.00 WIB.)
Sementara itu, Mandor Sortasi Abdul Hadi menambahkan bahwa proses sortir dilakukan oleh empat orang petugas untuk setiap truk, dibantu mandor dan diawasi asisten pabrik melalui sistem CCTV yang terhubung langsung ke ruang manajer.
“Memang ada TBS mentah yang masuk, tapi kami pastikan semuanya disortir di sini. Buah mentah langsung kami tolak. Ini sudah menjadi standar industri kelapa sawit untuk menjaga mutu dan efisiensi produksi,” ujar Abdul Hadi.
Pantauan wartawan di lapangan menunjukkan, petugas sortasi di loading ramp benar-benar menjalankan prosedur dengan ketat, memisahkan TBS berdasarkan tingkat kematangan serta mengembalikan buah yang tidak sesuai kriteria ke truk pengangkut. (Mariono)
- Editor : N gulo
