Dairi| Wartapoldasu.com – Gelombang bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat dalam beberapa hari terakhir memberikan dampak signifikan terhadap distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Hujan berintensitas tinggi, longsor, serta banjir besar mengakibatkan akses jalan nasional dan provinsi terputus di beberapa titik penting jalur logistik. Kondisi ini berdampak langsung pada pasokan BBM yang menuju Kabupaten Dairi.
Akibat terhentinya akses di sejumlah ruas jalan, beberapa truk tangki Pertamina dikabarkan tidak dapat melanjutkan perjalanan karena terjebak di daerah yang dilanda longsor dan banjir.
Selain itu, terbatasnya jumlah kendaraan tangki yang dapat beroperasi membuat suplai BBM masuk ke Kabupaten Dairi terlambat dan tidak stabil.
Situasi tersebut menyebabkan kelangkaan BBM di wilayah Kabupaten Dairi sejak awal pekan ini. Hasil pantauan awak media Wartapoldasu, hingga siang hari ini menunjukkan seluruh SPBU di Dairi masih dipadati antrean kendaraan roda empat dan roda dua.
Beberapa pengendara bahkan mengaku harus mengantre berjam-jam untuk mendapatkan BBM.
Di Kabupaten Dairi terdapat empat SPBU yang berlokasi di Kecamatan Sitinjo, Kecamatan Sidikalang, dan Kecamatan Tigalingga. Selain itu, terdapat beberapa Pertashop, antara lain di Kelurahan Panji Dabutar Kecamatan Sitinjo dan di Kecamatan Parbuluan.
Namun, meski fasilitas distribusi ada, pasokan yang tidak lancar membuat operasional SPBU dan Pertashop belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sejumlah warga yang ditemui di lapangan menyampaikan keluhan sekaligus harapan agar pasokan BBM segera kembali normal.
Mereka juga meminta Pemkab Dairi bergerak cepat melakukan koordinasi dengan Pertamina dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk memastikan distribusi BBM dapat diprioritaskan bagi wilayah yang terdampak kelangkaan.
“Harapan kami pemerintah cepat turun tangan. Situasi ini mengganggu mobilitas masyarakat, apalagi banyak yang bekerja mengandalkan kendaraan,” ujar salah satu warga yang mengantre di SPBU Sitinjo.
Pihak pemerintah daerah hingga saat ini masih berupaya menjalin komunikasi intensif dengan Pertamina serta mengumpulkan data lapangan untuk memastikan kebutuhan pasokan BBM harian masyarakat Kabupaten Dairi.
Selain itu, langkah antisipasi seperti pengaturan pembelian BBM dan pemantauan stok di SPBU juga tengah dilakukan untuk mencegah potensi penyalahgunaan dan penimbunan.
Masyarakat berharap koordinasi lintas lembaga dapat menghasilkan solusi cepat, mengingat kelangkaan BBM tidak hanya berdampak pada sektor transportasi, tetapi juga pada kegiatan ekonomi, distribusi kebutuhan pokok, hingga layanan publik. (Tim)
- Editor : N gulo
