
Batubara| Wartaloldasu.com – Kasus dugaan penipuan yang dialami oleh keluarga W, warga Tanjung Tiram, Batubara, terus menjadi sorotan publik.
Dugaan penipuan ini melibatkan seorang oknum anggota kepolisian yang sebelumnya bertugas sebagai penyidik di Satresnarkoba Polres Batubara dan kini telah dimutasi ke Polsek Lima Puluh setelah tersangkut kasus yang sama.
Guna mencari solusi atas permasalahan ini, Kasi Propam Polres Batubara, IPTU Arianto Sitorus, menggelar mediasi di ruang kantor Propam Polres Batubara.
Mediasi ini mempertemukan W selaku perwakilan keluarga korban dengan oknum polisi yang diduga melakukan penipuan tersebut.
Dalam pertemuan yang turut dihadiri awak media, oknum penyidik tersebut mengakui perbuatannya.
Ia menyatakan kesanggupannya untuk mengembalikan uang Rp80 juta yang telah ia gelapkan, namun dengan cara mencicil sebesar Rp10 juta per minggu.
“Saya sanggup cicil Rp10 juta per minggu,” ujarnya di hadapan W , Kanit Paminal dan Awak medi
Namun, tawaran tersebut langsung ditolak oleh W. Ia menegaskan bahwa uang tersebut harus dikembalikan secara penuh dan tidak dengan sistem cicilan.
“Tidak bisa seperti itu, Pak. Bapak sudah menipu kakak saya. Uang sebanyak itu tidak mudah kami dapatkan, itu kami pinjam-pinjam dari orang ke orang. Saya tidak mau dicicil,” tegas W.
Terkait mediasi yang berlangsung, awak media mencoba mengonfirmasi kepada Kasi Propam Polres Batubara, IPTU Arianto Sitorus.
Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya hanya menyediakan tempat untuk mediasi dan tidak terlibat dalam pembahasan lebih lanjut.
“Kami hanya menyediakan tempat, Pak. Silakan tanyakan langsung kepada Kanit Paminal, Pak Perdede. Saya hanya melintas di situ dan tidak tahu pembicaraan mereka,” ujar IPTU Arianto.
Hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai penyelesaian kasus ini. Pihak keluarga W tetap bersikeras meminta pengembalian dana secara penuh, sementara oknum penyidik masih menawarkan pengembalian secara bertahap.
Kasus ini menjadi perhatian publik, mengingat pelaku adalah aparat penegak hukum yang seharusnya melindungi masyarakat, bukan justru melakukan tindakan yang merugikan masyarakat.
W pun menegaskan bahwa Kapolres Batubara harus turut bertanggung jawab atas perbuatan anak buahnya.
“Kapolres Batubara harus bertanggung jawab atas anggotanya yang menyalahgunakan jabatan untuk menipu keluarga kami,” ujarnya kepada awak media.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Kapolres Batubara mengenai langkah yang akan diambil terhadap oknum penyidik tersebut.
Publik menunggu bagaimana kepolisian akan menangani kasus ini demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi hukum.
- Editor : N gulo