
Medan| Wartapoldasu.com – Aliansi Mahasiswa Pemuda Merdeka (AMPM) menuding keras Kapolres Mandailing Natal (Madina) gagal total dalam menegakkan hukum di wilayahnya.
Di tengah maraknya aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) yang semakin merajalela di Madina, aparat kepolisian justru dinilai diam dan seolah menjadi penonton atas kejahatan lingkungan dan ekonomi yang telah menelan korban jiwa di Kecamatan Lingga Bayu beberapa bulan lalu.
Aktivitas PETI di Madina kini bukan lagi rahasia umum. Penambangan tanpa izin itu berlangsung terang-terangan di depan mata aparat, namun hingga kini belum ada tindakan tegas.
AMPM menilai hal ini sebagai bentuk nyata kelalaian dan pembiaran oleh Kapolres Madina, bahkan diduga terdapat kongkalikong antara oknum penegak hukum dengan pelaku tambang ilegal.
> “Rakyat sudah muak! Nyawa sudah melayang, alam rusak, dan negara dirugikan, tapi Kapolres Madina seolah tidur di atas penderitaan masyarakat. Jika Polri masih punya nurani, copot Kapolres Madina sekarang juga!”
— tegas juru bicara AMPM dalam pernyataan resminya di Medan, Jumat (17/10/2025).
Menurut AMPM, kerugian negara akibat maraknya tambang ilegal di Madina telah mencapai miliaran rupiah karena tidak adanya pemasukan royalti resmi ke kas daerah.
Kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) ini menjadi bukti lemahnya penegakan hukum, sekaligus menurunkan kepercayaan publik terhadap aparat kepolisian.
Sebagai langkah konkret, AMPM mendatangi Kantor DPD Partai Gerindra Sumatera Utara untuk menyerahkan surat pengaduan resmi kepada Ade Jona Prasetyo, anggota DPR RI Komisi XII sekaligus Ketua DPD Gerindra Sumut.
Surat tersebut berisi desakan agar DPR RI segera turun tangan, memanggil pihak-pihak terkait, serta menekan Kapolri untuk mencopot Kapolres Madina yang dinilai gagal menjaga wibawa institusi Polri.
> “Kami tidak butuh janji manis atau klarifikasi kosong. Kami butuh tindakan nyata. Bila Kapolres Madina tetap dibiarkan, maka jelas Polri sedang mempertaruhkan nama baik institusinya sendiri,” lanjut pernyataan AMPM.
AMPM juga memperingatkan bahwa mereka tidak akan berhenti di sini. Jika tuntutan mereka diabaikan, AMPM berjanji akan menggelar aksi besar di Mapolda Sumut dan Mabes Polri, serta membuka data-data dugaan keterlibatan oknum penegak hukum yang bermain di balik bisnis tambang ilegal di Madina.
“Kami akan buktikan siapa yang bermain. Jangan pikir mahasiswa dan pemuda bisa dibungkam. Kami berdiri di atas kebenaran dan untuk kepentingan rakyat Madina,” tutup AMPM dengan nada keras. (Adm Nasution)
- Editor : N gulo