
Aceh Tamiang| Wartapoldasu.com – Dinas Lingkungan Hidup Aceh Tamiang merampungkan pemetaan penanaman bambu di daerah aliran sungai (DAS).
Program ini bukan hanya sebagai mitigasi bencana, tapi juga untuk membangkitkan ekonomi rakyat.
Kepala Dinas LH Aceh Tamiang, Syurya Luthfi mengatakan, peta ini nantinya akan dijadikan rujukan penanaman bambu sepanjang 75 kilometer.
Progres penanaman ini rencananya dilakukan secara bertahap masing-masing 25 kilometer dan dimulai tahun ini.
“Prinsipnya kita ingin penanaman lancar, makanya sebagai pendukung, kami telah menyiapkan peta untuk penanaman,” kata Syurya, Selasa (29/4/2025).
Syurya menjelaskan, lokasi penanaman ini terhampar mulai dari hulu hingga hilir.
Beberapa titik merupakan kawasan permukiman dan perkebunan.
Rencananya, penanaman bambu ini akan dikombinasikan dengan tanaman lain, seperti aren, durian, dan sebagainya.
“Tanaman wajib itu bambu dan aren, bila masyarakat tertarik dengan tanaman lainnya, kami mencoba mengakomodirnya,” lanjut Syurya.
Sejak awal, kata Syurya, program ini memang kombinasi mitigasi bencana dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Berdasarkan penelitian, bambu merupakan tanaman paling efektif untuk mencegah abrasi ataupun erosi di bibir sungai.
Di sisi lain, bambu juga menjadi bahan baku untuk dijadikan produk bernilai ekonomis.
“Manfaat bambu ini untuk masyarakat, nilai ekonomis bambu ini diperuntukkan bagi masyarakat,” jelasnya.
Syurya menambahkan, program penanaman bambu sepanjang 75 kilometer ini juga untuk menambah Ruang Tutupan Lahan (RTH).
Sejauh ini, RTH di Aceh Tamiang masih kategori baik, namun butuh penanganan untuk menjaga status itu.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Aceh Tamiang, Iman Suhery mendukung program penanaman bambu yang digagas DLH Aceh Tamiang.
Diakuinya, kalau bambu cukup efektif sebagai mitigasi bencana.
“Dari dulu bambu selalu ditanam oleh orang tua kita di pinggir sungai, artinya tanaman ini memang cukup baik untuk mencegah longsor,” kata Bayu–sapaan Kalak BPBD.
Namun, Bayu menyarankan, agar DLH memberi ruang kurang lebih enam meter dari bibir sungai.
Ada beberapa alasan mengenai jarak ini, salah satunya BPBD Aceh Tamiang ingin menanam rumput vertifer di tepi sungai.
“Kalau ini terlaksana, mudah-mudahan ancaman abrasi dan erosi sudah teratasi,” ungkap Bayu (Tim)
- Editor : N gulo