
Belawan| Wartapoldasu.com – Situasi keamanan di Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, kembali menjadi sorotan. Dalam satu bulan terakhir, tercatat sedikitnya lima kali aksi tawuran berdarah antar kelompok pemuda yang menimbulkan korban jiwa dan luka berat.
Masyarakat menduga, konflik ini bukan sekadar perkelahian remaja biasa, melainkan bagian dari skenario besar yang dikendalikan jaringan bandar narkoba. Jumat (11/07)
Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara Bobby Afif Nasution dan Kapolda Sumut Irjen Pol. Whisnu Hermawan Februanto telah menyampaikan bahwa penyebab utama tawuran di Belawan adalah narkoba. Pernyataan tersebut kini semakin mendapat pembenaran, seiring eskalasi kekerasan yang terus terjadi.
Rentetan Tawuran dan Korban Jiwa, Tawuran terakhir pecah pada Kamis, 10 Juli 2025, di Jalan Baru Rumah Tinggi, Simpang Gang 14, Kelurahan Belawan Satu.
Bentrokan menyebabkan kemacetan parah menuju Pelabuhan Belawan dan menciptakan ketakutan di tengah warga.
Sehari sebelumnya, bentrokan serupa juga terjadi antara pemuda Gang 7 dan Gang 10 di Jalan Selebes, Kelurahan Belawan Dua.
Sebelumnya, pada 27 Juni 2025, tawuran antara pemuda Kampung Kolam, yang dikenal sebagai “Kampung Narkoba”dengan pemuda Jalan Belanak, menyebabkan Kali Alfarezi (21) tewas akibat luka parah.
Pada 2 Juni 2025, peristiwa serupa melibatkan pemuda Gudang Arang dan Lorong Papan. Hendra Saputra (38) menjadi korban dengan kondisi luka bacok yang mengerikan hingga menyebabkan ususnya terburai.
“Tawuran Ini Ada Dalangnya”, Sejumlah tokoh masyarakat, pemuda, dan agama meyakini tawuran di Belawan dikendalikan pihak-pihak tertentu yang berkepentingan menjaga kondisi tidak kondusif guna memuluskan peredaran narkoba dan aktivitas kriminal lainnya.
“Sudah bukan rahasia umum, Belawan darurat narkoba. Tawuran hanya cara untuk menutupi peredaran narkoba.
Saat suasana kacau, para bandar bebas menjalankan aksinya,” kata Herianto Laut, Majelis Dewan Pendiri Persaudaraan Masyarakat Belawan Maju.
Ia juga melontarkan kritik tajam kepada tokoh-tokoh yang hanya muncul menjelang momentum politik atau proyek.
“Tak ada lagi tokoh panutan, yang ada hanya tokoh tontonan. Kalau menilai tokoh dari sisi ekonomi saja, bukan akhlaknya, jangan heran Belawan terus hancur,” tegas Herianto.
Kritik Pedas terhadap Aparat, Kekecewaan juga ditujukan kepada institusi keamanan yang dinilai tidak tegas dalam penindakan. Belawan, meski dikelilingi banyak institusi seperti TNI AL, TNI AD, Lantamal, Polres, dan Kejaksaan, dinilai tak mampu menjaga keamanan warganya.
Dedy Satria Ainal, A.Md, Ketua Umum Anak Belawan Bersatu (ABB), menduga kekacauan ini bisa jadi bagian dari strategi terselubung untuk menggeser masyarakat dari wilayah industri.
“Kalau Kapolres dilempar, Kapolsek cedera, bahkan mobil anggota DPRD pun dirusak, lalu di mana harga diri aparat negara?” katanya.
Seruan untuk FGD dan Konsolidasi, tokoh masyarakat H. Irfan menyerukan dilakukannya Forum Group Discussion (FGD) lintas elemen tokoh masyarakat, ormas, OKP, tokoh agama, serta aparat keamanan—untuk mencari solusi bersama atas konflik Belawan.
Hal serupa juga ditegaskan oleh Ustaz Muhammad Nabawi, yang menilai kemerosotan moral pemuda akibat narkoba, judi, dan miras harus diatasi dengan membuka lapangan kerja serta fasilitas rehabilitasi di Belawan.
Ustaz Muhammad Nabawi, mengajak semua pihak untuk serius menangani persoalan yang tak kunjung usai dan telah banyak memakan korban jiwa.
Sementara itu, Devin Hutabarat, S.Kom, Ketua DPP Sapma Pejuang Batak Bersatu, mendesak Kapolri dan Kapolda Sumut agar menginstruksikan tindakan tegas kepada jajaran bawahannya.
Tuntutan Sapma Pejuang Batak Bersatu:
1. Razia besar-besaran terhadap tempat transaksi narkoba di Medan Belawan.
2. Evaluasi terhadap Plt Kapolres Pelabuhan Belawan dan Kasat Narkoba, yang diduga “tutup mata”.
3. Penangkapan kurir dan bandar besar serta oknum yang membekingi peredaran narkoba.
4. Dukungan penuh terhadap Dir Narkoba Polda Sumut Kombes Pol Dr. Jean Calvijn Simanjuntak, S.I.K, M.H.
5. Mendesak Gubernur dan Wali Kota Medan untuk lebih aktif menciptakan sistem keamanan yang konkret.
Mobil Anggota DPRD Dilempar, Keamanan Dipertanyakan insiden pelemparan batu ke mobil anggota DPRD Sumatera Utara saat melakukan kunjungan kerja (kundapil) menjadi bukti nyata bahwa situasi keamanan di Belawan sangat tidak kondusif. Banyak warga merasa terancam dan kehilangan harapan atas masa depan daerahnya.
“Kalau memang sudah ada permainan dalam konflik ini, rakyat berhak tahu. Kalau tidak, ayo duduk bersama cari solusi. Tapi jangan diam saat kampung halaman terbakar,” tegas H. Irfan.
Peran Media dan Harapan Terakhir Warga tokoh masyarakat menyerukan agar insan pers tidak diam dan terus menyuarakan keresahan masyarakat. Media diminta berani membuka fakta di lapangan tanpa takut tekanan.
Warga Belawan menaruh harapan besar pada Kapolres, Kapolda, hingga Mabes Polri agar segera turun tangan dan menangkap para bandar besar narkoba yang diduga menjadi dalang kerusuhan.
“Hentikan tawuran. Sikat habis bandar narkoba. Belawan butuh tindakan nyata, bukan janji,” tegas pernyataan kolektif masyarakat.
Belawan bukan sekadar pintu logistik nasional. Ia adalah rumah bagi ribuan keluarga yang mendambakan ketenangan dan masa depan yang layak. (Hendrik)
- Editor : N gulo