
Wartapoldasu.com – Awak Media WartaPoldasu bersama rekan lainnya berhasil mengunjungi Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung yang terletak di Desa Kuala Tanjung Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara.
Apabila dilihat dari sisi fasilitas, Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung tampak memiliki fasilitas dan peralatan yang lebih baik dari pelabuhan lainnya yang ada di Indonesia, namun hingga saat ini masih sepi kunjungan kapal.
Manager PT. Pelindo Kuala Tanjung Ahmad Subhan ketika diwawancarai Wartawan Tabloid warta Poldasu pada Rabu sore (04/06) di lokasi Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung menjelaskan salah satu fasilitas yang dapat dibanggakan yang dimiliki Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung adalah peralatan yang disebut dengan STS.
Menurut Ahmad Subhan, STS merupakan singkatan dari kata Ship To Share yaitu alat untuk melayani bongkar muat dari kapal ke darat dengan jangkauan Cren yang jauh lebih panjang dan lebih dalam ke dasar laut hingga mencapai tingkat kedalaman 16 meter.
Alat STS ini sebutnya, di luar Pulau Jawa hanya ada di Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung.
Dengan penggunaan alat STS tersebut, terang Subhan, kapal yang akan dibongkar muat isinya cukup hanya sekali saja parkir tidak perlu lagi memutar kepala karena alat STS bisa menjangkau barang yang mau dibongkar atau dimuat sampai ke ujung kapal.
“Jadi menggunakan alat STS jelas lebih efektif dan efesien baik dari aspek waktu maupun biaya”, ucap Ahmad Subhan memberitahukan.
Lebih lanjut diungkapkannya, alat STS merupakan hasil inovasi dari alat yang bernama CC. CC kata Subhan merupakan singkatan dari Container Cren yang memiliki kapasitas di bawah STS baik jangkauan panjangnya maupun kedalamannya.
“Dalam bahasa lain, alat STS ini juga sering disebut Post Panamax yang artinya tangan lebih panjang dan kedalaman lebih dalam sanggup mengambil barang di dasar laut yang yang mencapai kedalaman 16 meter”, ujar Subhan lagi.
Disinggung soal kunjungan kapal yang masih sepi hingga saat ini di Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung, Manager PT. Pelindo Kuala Tanjung Ahmad Subhan menjawab sepinya kunjungan kapal ke Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung sangat terkait dengan kondisi industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang berada di Kabupaten Simalungun.
Ahmad Subhan memaparkan, bahwa sesuai rencana Pemerintah Pusat, pembangunan Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung dimaksudkan untuk mendukung proyek induk pembangunan industri di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei. Artinya, ucap Subhan.
Pembangunan industri harus dibarengi dengan pembangunan pelabuhan sehingga arus logistik dan arus ekspor produk produk industri dalam negeri ke luar negeri dapat berjalan lancar.
Dari apa yang telah diuraikannya itu, Subhan mengatakan jika pada pusat industri KEK Sei Mangkei yang memiliki luas lebih kurang 2200 hektar telah dipenuhi dengan pembangunan pabrik.
Maka hal tersebut secara otomatis akan meningkatkan intensitas kapal yang keluar masuk dari dan ke Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung untuk mengangkut produk dari pabrik yang berada di KEK Sei Mangkei yang akan diekspor ke luar negeri.
“Dengan demikian sudah jelas ya, sepinya kunjungan kapal ke Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung pada saat ini sangat bergantung pada kondisi industri yang ada di KEK Sei Mangkei yang belum ramai industri di sana.
Tapi seiring berjalannya waktu, Ahmad Subhan optimis KEK Sei Mangkei akan berkembang pesat kedepannya yang otomatis akan berkolerasi positif dengan semakin banyaknya kapal kapal asing yang datang ke Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung”, pungkas Ahmad Subhan menutup penjelasannya. ( Zul )