
Medan| Wartapoldasu.com – Dalam semangat pengabdian yang semakin mendalam kepada rakyat, Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) menggelar Upacara Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Lapangan KS Tubun, Mapolda Sumut, Selasa (1/7).
Upacara berlangsung khidmat dengan mengusung tema “Polri untuk Masyarakat” yang menjadi refleksi sederhana namun sarat makna dalam perjalanan panjang institusi Polri selama 79 tahun.
Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, S.I.K., M.H., memimpin langsung jalannya upacara yang turut dihadiri oleh jajaran Forkopimda Sumut, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, akademisi, unsur perbankan, pimpinan partai politik, perwakilan ormas kepemudaan, serta konsulat asing di Sumatera Utara.
Tampak hadir di antaranya Gubernur Sumatera Utara beserta jajaran, Pangdam I/Bukit Barisan, Ketua DPRD Sumut, Kajati Sumut, Ketua Pengadilan Tinggi Sumut, Kabinda, Kepala BNN Provinsi, para pimpinan TNI, Danlantamal I Belawan (diwakili Wadanlantamal), Danlanud Soewondo, Danpaspampres Mob I, Dankosek I Medan, para anggota DPR RI dan DPD RI Dapil Sumut, serta Wakapolda Sumut beserta Pejabat Utama Polda Sumut.
Dalam amanatnya, Kapolda Sumut menyampaikan tiga pesan utama. Pertama, ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan yang telah mendukung kinerja Polri selama ini.
“Berkat dukungan Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh stakeholder, situasi keamanan dan ketertiban di Sumut tetap kondusif.
Dukungan ini menjadi kekuatan bagi kami untuk terus tegak lurus bersama pemerintah, memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan menunjang pertumbuhan ekonomi,” ujar Irjen Whisnu.
Pesan kedua yang disampaikan Kapolda adalah permohonan maaf kepada masyarakat bila masih ada anggota Polri yang belum mencerminkan sikap humanis dalam pelayanan.
“Kami tidak sempurna. Jika sampai hari ini masih ada anggota kami yang menyakiti hati masyarakat, saya atas nama pimpinan Polri memohon maaf.
Kami terus berbenah dari tingkat tertinggi hingga ke polsek,” tegasnya.
Yang ketiga, Irjen Whisnu mengulas makna tema “Polri untuk Masyarakat” dengan cara yang tak biasa. Ia mengisahkan pengalamannya di pagi hari sebelum upacara, saat kamar mandi rumahnya tergenang akibat sumbatan rambut di saluran air.
“Saya baru benar-benar memahami makna tema ini saat melihat air tergenang karena rambut yang kecil-kecil namun banyak, menyumbat aliran. Ini pelajaran.
Sesuatu yang kecil, jika dilakukan terus-menerus dan bersama-sama, bisa berdampak besar. Begitu pula dengan Polri.
Jika setiap anggota melakukan hal benar secara konsisten, dampaknya akan luar biasa bagi masyarakat,” jelasnya.
Irjen Whisnu juga mengingatkan bahwa di usia Polri yang ke-79, setiap anggota harus semakin bijak dan matang dalam bertindak.
“Polri sudah tua. Sudah waktunya kita jadi lebih bijaksana. Jangan marah-marah, jangan emosional. Kalau ada masyarakat salah jalan, cukup ditegur dengan santun,” ujarnya tegas.
Upacara HUT Bhayangkara ke-79 di Polda Sumut ini bukan hanya menjadi ajang seremonial, tetapi juga momentum introspeksi dan penguatan komitmen pelayanan publik yang lebih baik.
Melalui tema singkat namun padat, “Polri untuk Masyarakat”, seluruh jajaran diharapkan menjadikan masyarakat sebagai pusat orientasi kerja, bukan hanya sekadar slogan.
- Editor : N gulo