Labuhanbatu| Wartapoldasu.id- Kegagalan petahana menduduki kursi wakil bupati Labuhanbatu untuk periode kedua bisa disebabkan oleh berbagai faktor strategi politik yang kurang tepat serta lemahnya kepemimpinan. Takluknya petahana menjadi bukti bahwa suara masyarakat menjadi penentu utama perubahan Labuhanbatu.
Warga Dusun Sidodadi menghubungkan Desa Meranti Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu, mengeluhkan kondisi jalan rusak sekitar 5 kilo dari jalan masuk.
Dulu semasa Plt. Bupati Labuhanbatu, Hj Ellya Rosa Siregar, SPd saat itu menjanjikan perbaikan infrastruktur di sejumlah ruas jalan dusun Sidodadi, desa Meranti Kecamatan Bilah Hulu. Namun usai menjabat selama 4 tahun, tak kunjung diperbaiki.
Berkaca dari hasil Pilkada 2024 Paslon nomor 3 Hendri Syaputra Daulay-Hj Ellya Rosa Siregar merupakan Plt. Bupati Labuhanbatu aktif hanya peroleh 89.482 suara (38,6 persen) yang kalah suara dengan Paslon nomor urut 2, Hj Maya Hasmita dan H Jamri memperoleh 113.976 suara (49,2 persen).
Dari pantauan awak media beberapa kali anggota dewan yang reses ke dusun hingga desa mendengar keluhan warga begitu juga calon bupati dan wakil bupati Labuhanbatu tahun 2020, namun tidak juga diperbaiki. Selanjutnya kini di lokasi, terlihat sepeda motor melintasi jalan rusak yang bahkan tergenang air di sekitar jalan.
Salah seorang warga, Halim, mengatakan, kondisi infrastruktur dusun Sidodadi yang rusak ini sudah cukup lama, belum tertangani pembangunan jalan dusun tersebut.
“Infrastruktur jalan dusun Sidodasi, desa Meranti Kecamatan Bilah Hulu di sini sudah lama rusak dan belum diperbaiki. Setiap hari, akses jalan dusun ini sangat vital bagi warga, terutama para pedagang, ya merasa diabaikan saja,” ungkapnya, Senin 09 Desember 2024.
Kepala Desa Meranti Katiman melalui Kaur Umumnya, Iwanto juga memberikan tanggapannya terkait keluhan ini saat berbincang dengan awak media.
Iwanto, menyatakan keprihatinannya atas kondisi infrastruktur di jalan beberapa wilayah desa Meranti khususnya dusun Sidodadi Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhanbatu.
Ia menyebut bahwa keluhan serupa juga disampaikan oleh masyarakat di wilayah dusun Sidodadi, desa Meranti di Kecamatan Bilah terkait keburukan infrastruktur jalan, baik yang menghubungkan kecamatan maupun desa dan dusun.
“Kami sering menerima keluhan dari warga seputar keadaan infrastruktur jalan yang buruk di daerah pedalaman. Kepala desa pun telah mengusulkan agar ini menjadi prioritas pembangunan Pemkab. Labuhanbatu. Namun, hingga saat ini, keluhan ini terkesan diabaikan dengan alasan keterbatasan anggaran,” papar Iwanto.
Iwanto menyayangkan kurangnya upaya dari anggota DPRD Labuhanbatu dalam mengadvokasi aspirasi masyarakat terkait infrastruktur jalan.
“Sepertinya anggota dewan kurang mampu mendorong prioritas pembangunan jalan di pelosok dusun hingga desa di daerah pemilihan masing-masing. Masyarakat berhak bertanya, di mana peran para wakil rakyat selama ini?” tegasnya.
Menurut Iwanto, sejumlah warga, kepala dusun, kepala desa menyampaikan bahwa kondisi jalan di wilayah mereka masih rusak, dan mereka merasa tidak ada upaya pembangunan yang diinisiasi oleh anggota Dewan selama lima tahun.
“Pertanyaannya, apa yang telah dilakukan oleh para wakil rakyat selama lima tahun terakhir? Masyarakat perlu cerdas dalam pemilihan agar tidak kehilangan lima tahun ke depan. Jika tidak, kondisi jalan akan tetap sama tanpa ada perubahan atau pembangunan yang merata,” tandasnya,
Menurutnya, anggota DPRD memiliki tiga fungsi utama legislasi mengesahkan peraturan daerah, anggaran mengalokasikan dana, dan pengawasan.
Sementara itu, masyarakat Kecamatan Bilah Hulu berharap bupati dan wakil bupati Labuhanbatu perode 2024-2029 terpilih memproses ke depannya dan akan dilaksanakan perbaikan jalan kami usulkan. Tandasnya singkat. (Nelma)